*Prayer*

“Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga 'Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar. Itu adalah keberuntungan yang besar” (Q.S. At Taubah 9 : 72). Yaa Malik, sekiranya Engkau jadikan hati kami ragu akan ketetapan-Mu, maka kemanakah diri ini bersembunyi dari rasa malu pada-Mu. Engkaulah Sang Maha, yang dapat membolak-balikkan hati manusia. Atas kuasa-Mu, bimbinglah kami dalam mencari ridho-Mu. Ajarkan kami cara terindah memupuk cinta dalam hati kami, sehingga tiada satu pun di dunia ini yang dapat mengalahkan rasa cinta kami kepada-Mu. Kuatkanlah pijakan langkah kami mengarungi setiap uji dari-Mu, hingga pintu-pintu surga-Mu terbuka bagi langkah-langkah ini. Siapalah yang tak ingin mengukir segala bentuk cinta kasih yang terjalin suci dalam tuntunan rahmat-Nya, sungguh tak pernah terbesit dalam hati untuk mengingkari titah-Nya menjaga kesucian diri, demi mempersembahkan yang terbaik bagi dia yang terbaik yang telah Allah tetapkan menjadi bagian dari diri yang amat tak sempurna ini. Mengharap keberkahan yang kelak menjadi jalan atas segala nikmat dan karunia-Nya, yang juga tercurah pada setiap insan yang juga mengharapkan kasihNya, izinkan hamba "kembali" yaa Rabbi... Menjalankan perintah Allah SWT. dan mengikuti sunah Rasulullah Saw., merangkaikan hati dan cinta serta melabuhkannya pada tempat dan waktu yang semestinya Tiada yang lebih membahagiakan selain nikmat Allah yang dapat kita syukuri. Seraya mengharap kebahagiaan yang tiada hentinya hingga ke jannahnya, semoga perjalanan meraih cita ini membawa kebermanfaatan bagi sesama, dan menjadi teladan bagi yang berharap tali cinta kasih Allah. Maha Suci Allah yang telah mengatur setiap pertemuan hamba-hamba-Nya. Aamiin yaa Rabbal ‘aalamiin Bumi Cinta Allah, Bersamaan dengan turunnya hujan dan angin yang meneduhkan 2:33 23-02-2013

Quarter Life Is Tale


0
email
 Quarter life is tale adalah judul dari sebuah novel yang kubaca diusiaku yang ke dua puluh dua. Di usia kepala dua dengan tingkat kedewasaan teenager, aku mencoba memahami maksud bahwa usia perempat abad adalah 'tale' pada novel yang terbilang 'vulgar' untukku. Katanya banyak kejadian2 luar biasa diusia itu. Perubahan impian, level kehidupan, jodoh, dan tentunya tingkat kedewasaan.

Semua orang tentu punya mimpi dan keinginan. Pun aku dengan banyaknya keinginanku. Yang pertama dan utama, tentunya aku ingin menjadi seorang anak, wanita, istri, dan ibu yang sholihah. Kemudian aku sangat ingin sekali menorehkan prestasi sebagai bentuk baktiku bagi orang-orang yang menyayangiku. Aku juga ingin menjadi koki yang hebat bagi keluargaku. Pandai menyulam, menjahit, sepertinya itu tampak lebih 'wanita' untukku. Akujuga ingin bersuara berlian, bukan lagi emas agar aku bisa mengajari anak-anakku kelak berdendang. Aku ingin menjadi pendidik yang hebat, untuk anak didik, keluarga, dan lingkunganku. Aku juga ingin sekali sukses berwirausaha. Keliling dunia untuk travelling, menyambangi tanah suci bersama keluarga. melihat bukuku bersanding dengan karya penulis-penulis best seller lain dirak toko buku. Menguasai bahasa berbagai negara didunia. Ah, banyak... banyak sekali keinginanku yang dulu sempat kutuliskan sebagai tugas mata kuliah kewirausahaan sewaktu S1 (100 mimpi).
The Scientist

Mungkinkah aku masih bisa meraih mimpi-mimpi yang terekam jelas dalam benak? Siapa coba yang nggak suka bermimpi yang indah-indah. Rugi kalau hanya mimpi-mimpi buruk.Kembali membaca biografi ulama-ulama besar terdahulu, mereka telah sukses sejak masih muda dan berhasil melakukan kerja besar yang memberikan kontribusi yang besar dalam membangun peradaban Islam.

Sebut saja Imam Syafi’i yang telah menguasai berbagai macam pengetahuan islam saat usianya baru lima belas tahun dan menjadi mufti kota Mekah pada usia itu. Pada usia 7 tahun ia selalu dapat menghafal setiap pelajarannya yang diberikan oleh gurunya.  Ia menghafalkan pula kitab Imam Malik “kitab Muwattha” pada usia 10 tahun, kemudian setelah ia berumur 15 tahun oleh seorang gurunya, yaitu Muslim bin Khalid az-Zanji ia diizinkan untuk mengajar dan memberi fatwa kepada khalayak ramai.

Usamah bin Zaid, ketika berumur 17 tahun dipercayakan sebagai komando pasukan dalam perang menghadapi Romawi dan sukses memenangkan pertempuran. Pada usianya 15 tahun ia telah berpartisipasi dalam perang khandaq.

YAng tidak kalah mencengangkan, Muhammad Al Fatih sang penakluk Konstantinopel. Ia tahu hanya seorang yang bertaqwa yang bisa mendapatkannya. Sebab kata Rasul yang bisa menaklukkan Konstantinopel adalah sebaik-baik pasukan dan pemimpinnya adalah sebaik-baik panglima. Akhirnya pada usia 23 tahun ia berhasil menaklukkan Konstantinopel pusat kerajaan romawi timur. Yang sekarang kita kenal dengan kota Istanbul di Turki.

Imam Syahid Hasan Al Banna yang lahir pada 1906 di kota Mahmudiah Provinsi Buhairah di Mesir. Beliau dibesarkan dalam keluarga yang amat kuat berpegang pada Islam. Pada usia 16 tahun, ayahnya menghantarkannya ke Darul Ulum, sebuah pusat latihan perguruan di Kairo. Ketika sampai di sana beliau terkejut melihat kerusakan moral orang-orang Islam di kota Kairo. Pada tahun 1927, di usia 21 tahun Hassan Al Banna lulus dan meninggalkan Darul Ulum. Kemudian setelah beberapa bulan beliau mengajar di Ismailiah, di sebuah sekolah menengah pemerintahan, beliau resmi mendirikan Harakah Islamiyah “Al-Ikhwanul Muslimin.”

Harun Ar Rasyid diangkat menajdi khalifah ketika masih berumur 23 tahun. Daulah Abbasiyah mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid, seorang khalifah yang taat beragama, shalih, dermawan, hampir disamakan dengan Khalifah Umar bin Abdul Azis dari Bani Umayyah. Jabatan khalifah tidak membuatnya terhalang untuk turun ke jalan-jalan pada malam hari, tujuannya untuk melihat keadaan rakyat yang sebenarnya. Ia ingin melihat apa yang terjadi dan menimpa kaum lemah dengan mata kepalanya sendiri untuk kemudian memberikan bantuan.

Selanjutnya Mushab bin Umair, beliau diutus oleh Rasul saw untuk menjadi duta Islam pertama untuk menyebarluaskan Islam ke Madinah pada usia 24 tahun. Pengutusan tersebut dikarenakan seseorang dari kaum Anshor datang kepada Rasulullah SAW meminta untuk diutus salah seorang dari sahabat yang pandai membaca Al-Qur’an untuk mengajarkan kepada mereka tentang Al-Qur’an dan perkara agama.

Banyak sekali sosok-sosok luar biasa yang mampu mencapai kesuksesan sebelum usianya menginjak 25 tahun. Saya sendiri mengenal dan menemui banyak teman-teman yang sukses sebelum menginjak quarter life. Kualitas dan kemuliaan seorang manusia bukan dilihat dari berapa lama ia hidup didunia ini, melainkan bagaimana kontribusi dan manfaat yang telah diberikan untukkehidupan.  Ada manusia yang diberikan jatah hidup hingga mencapai satu abad namun mati hanya meninggalkan nama. Ia tidak mampu memberikan warisan yang bermanfaat bagi generasi selanjutnya.

Namun tidak sedikit juga manusia yang mampu memberikan sesuatu atau bahkan banyak hal semasa hidupnya yang singkat. Suri tauladan kita, Rasulullah SAW misalnya, usianya hanya sampai 63 tahun, walaupun berumur singkat, Rasulullah telah menjadi referensi abadi dalam semua hal dalam hidupnya. Imam Syahid Hasan Al Banna yang meninggal dalam usia 43 tahun, namun Ikhwanul Muslimin yang didirikannya dan konsep dakwah yang digagasnya telah menjadi rujukan dan referensi banyak orang hingga kini.

Hal yang paling penting bukan berapa lama kita hidup, namun berapa banyak kita memberi manfaat yang akan menjadi referensi untuk generasi selanjutnya. Sekarang mari kita introspeksi diri, sudah sejauh mana keberhasilan yang telah kita capai. Kerja besar apa yang telah kita persembahkan untuk mengembalikan kejayaan islam dan negara. Tugas kita sekarang adalah bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu dan sukses di dunia dan akhirat. Jangan berputus asa dan terus menggalaui masa lalu!!! Bangkitlah… Harapan itu masih ada!!!

Semangat Bushido

Sebab Cinta Tak Harus Menangis

1
email
:Untuk Indra
yang mati muda

Mengenang dan mendoakan jiwa-jiwa yang t'lah pergi karena semua yang hidup pasti akan mati. Menyakitkan ketika aku belum sempat memberikan bakti. Kepada mbak kakung dan mbah putri 'bandar', kemudian disusul mbah kakung 'tataan', dan susul  menyusul sosok-sosok penuh cinta dan insiratif. Hanya doa, bukan penyesalan yang mereka butuhkan. Hanya doa dan keikhlasan. Semoga kita semua dikumpulkan di jannah-Nya kelak. Allahumma aamiin...

Pohon, Ranting, dan Akar

Perkokoh akar, perbanyak ranting. Mungkin kalimat itu adalah perumpamaan yang pas bagi sebatang pohon yang sedang tumbuh berkembang. Dengan percabangan yang semakin banyak, pohon tersebut akan terus belajar. Belajar dari tantangan yang menerpa tiap-tiap rantingnya. Ada kalanya salah satu rantingnya patah diterjang angin. Ranting lainnya mungkin dipangkas oleh petani dengan maksud tertentu. Sedangkan ranting-ranting lainnya lagi dapat terus tumbuh bebas, berdaun lebat, bahkan bunganya tengah berproses menjadi buah. 

Dengan berbagai kondisi dan peristiwa yang terjadi pada tiap-tiap rantingnya, ada tugas akar yang tidak boleh terabaikan. Akar tunjangnya harus tajam menghujam bumi. Dalam dan semakin dalam agar pohon tersebut kokoh, tidak lekas ambruk diserang hujan badai. Akar-akar serabutnya harus terus memanjang dan menjalar kemanapun ia mampu. Menembus tanah-tanah cadas, bahkan terkadang terantuk batu. Mencari nutrisi agar pohon tersebut dapat terus tumbuh, berkembang, berbuah, rimbun, dan memberikan manfaat bagi ekosistem. 

Namun adakalanya tercipta suatu kondisi anomali. Dimana ketika akar terus menjalar, pohon itu tidak juga lekas berbuah. Kekurangan nutrisi mungkin. Untuk itulah terkadang petani melakukan pemangkasan ranting. Teorinya, dengan dilakukan pemangkasan, pohon tersebut akan memaksimalkan nutrisi yang didapatnya untuk terus tumbuh berkembang. Memperbanyak daun dengan dahan yang semakin sedikit. Harapannya, dengan semakin sedikitnya dahan dan ranting, pertumbuhan pohon tersebut akan terfokus pada percabangan yang tersisa saja.

Hingga akhirnya petani tersebut hanya menyisakan satu ranting. Masih jauh panggang dari api. Alih-alih mendapati pohonnya berbuah lebat dan manis, pohon tersebut justru menjadi kerdil. Daun-daunnya berubah menjadi keriting. Rantingnya layu. Sehingga akarnya tidak tahu lagi kemana harus mengirimkan nutrisi. Sinar matahari juga tidak lagi mempunyai tempat untuk berproses dalam fotosintesis. Jangankan menghasilkan buah yang yang lebat dan manis, pohon itu justru kemudian kering, tumbang, dan mati.

Sungguh semua kejadian dimuka bumi merupakan pelajaran bagi orang-orang yang berpikir. Astaghfirullahaladzim...