Quarter Life Is Tale

Happy birthday to me (maybe)...

Tak ada muhasabah, tak ada pesta, dan tak ada kado. Fairy tale sekali, ya. Semoga saja ini semua berujung manis nantinya. Ditengah kawan-kawan yang sudah semakin mengurangi perhatian. Ditengah keterasingan diperantauan. Berbekal doa dan dukungan dari orang-orang yang kusayang. Aku bertahan disini. Dikota yang tidak pernah kuidam-idamkan.

Memang tak ada kado. Namun ibu selalu punya cara lain untuk memberi perhatian. Sebelum aku berangkat keperantauan, dia memberiku sebuah cincin emas yang didapat dari hasil jerih payahnya. Dia tidak pernah luput mengingat dan berusaha merayakan apapun dengan caranya sendiri. Terimakasih, ibu. Nda sayang ibu. *peluk*

Beruangku itu manis sekali. Dia menemaniku sampai lewat tengah malam. Membangunkan tidurku dan bercakap melewatkan angka dua puluh empat dari usiaku. Bermacam kata-kata dan laku dia berikan. Satu hal yang membuatku haru, kehadiran dan keteguhannya, serta apa yang telah kami capai selama ini.

Kemudian esok harinya dia mengajakku kepantai, Wipi. Kami menyusuri beberapa pantai di Gunung Kidul. Masih ditanggal duapuluh dan masih dengan kehampaan hari lahirku. Entah mengapa aku merasa seperti begitu sepi. Wajar, kan, jika aku menginginkan sekedar surprise, meski bukan hadiah berupa materi.

Pesona Pantai di Selatan Jogja

Setidaknya ada enam puluh satu pantai yang tersebar di Kabupaten Gunung Kidul. Pantai-pantai tersebut telah dikelola sehingga tersedia beragam fasilitas bagi pengunjung, namun banyak pula pantai yang masih alami dan sepi pengunjung. Pantai yang masih alami inilah yang justru menantang bagi para penyuka wisata minat khusus.

Untuk mencapai kawasan ini, kita dapat menggunakan kendaraan pribadi agar lebih leluasa untuk menyambangi lokasi satu persatu. Tidak ada angkutan umum yang menjangkau lokasi wisata. Pengunjung dapat menyewa kendaraan ketika masih berada di Kota Jogja, baik itu mobil ataupun sepeda motor dengan berbagai jenis. Kita dapat menemukan tempat rental sepeda motor diberbagai penjuru kota. Biasanya tarif dipatok perhari Rp. 50.000 - Rp. 70.000 atau bergantung pada hasil nego harga. Di Kawasan kampus, rental sepeda motor biasanya lebih murah dengan memberikan jaminan kartu mahasiswa, KTP, dan identitas penting lainnya yang terkesan lebih ribet. Jika di spot wisata seperti Malioboro atau Prawirotaman, cukup dengan meninggalkan KTP atau ditambah uang jaminan.

Jika tidak membawa kendaraan, kita dapat menumpang bus atau elf dari Terminal Giwangan atau Jalan Wonosari dengan tarif Rp. 6.000. Sampai di Wonosari, biasanya akan ditawarkan untuk menyewa mobil plus sopir atau dengan ojeg. Tentunya harus ada negosiasi harga disini. Saya pernah menyewa satu mobil untuk dapat mengantar kami menuju beberapa pantai dengan tarif Rp. 150.000. Menariknya, kita tidak perlu repot merogoh kantong untuk setiap kali masuk kawasan pantai tertentu karena tarif wisata sudah dikenakan diawal masuk portal kawasan pantai. Jadi kita bebas mengunjungi dan berlama-lama dipantai manapun di Gunung Kidul ini. Tarif yang dikenakan adalah Rp. 5000/orang. Pengunjung hanya dikenakan biaya parkir Rp. 2000/sepeda motor atau Rp. 5000/mobil.

Perjalanan dari Kota Yogyakarta menuju lokasi pantai bervariasi antara satu sampai satu setengah jam. Jika kita baru saja melakukan perjalanan jauh atau kira-kira akan kelelahan, sebaiknya stay setidaknya untuk satu malam di Gunung Kidul. Dengan perkiraan perjalanan pagi dari Jogja, berburu penginapan dengan harga yang sangat terjangkau dibibir pantai (sekitar Rp. 70.000 - Rp. 300.000). Kemudian beristirahat sejenak, dan berburu sunset. Dengan begitu badan akan lebih bugar.

Dibeberapa lokasi pantai juga memungkinkan untuk mendirikan tenda. Selain pantai yang tersedia banyak warung dan toilet umum untuk mencari air tawar, ada juga pantai yang terdapat sumber mata air tawar. Hal penting lainnya adalah jangan sungkan untuk berbaur dengan masyarakat sekitar. Gali terus informasi masyarakat lokal yang sangat berharga dan dapat menjadipetunjuk untuk kita dalam menemukan kejutan-kejutan lain di Selatan Yogyakarta ini.

Berikut adalah sedikit review beberapa pantai di Gunung Kidul. Let's check it out!!!

Lagi, Pesisir Bandar Lampung Diserang HABs


Beberapa waktu lalu, nelayan tradisional di Bandar Lampung tidak dapat melaut untuk sementara waktu karena adanya red tide atau pasang merah yang menutupi sebagian perairan Teluk Lampung. Selain itu, kejadian yang acapkali terjadi di Teluk Lampung ini juga merrugikan pembudidaya ikan keramba. Kejadian serupa terjadi terakhir kalinya pada bulan Oktober hingga Februari 2013 setelah tahun 2002-2003 perairan Teluk Lampung pernah dilanda blooming alga pyrodinium bahamense.
Timbulnya blooming algae pada umumnya disebabkan oleh beberapa faktor antara lain tingginya nutrien (nitrogen atau fosfor), cahaya dan kondisi fisik perairan (turbulensi kolom air).  Kombinasi dari ketiga faktor tersebut dapat memicu terjadinya bloom algae dan hilangnya salah satu faktor tersebut menyebabkan gagalnya pembentukan bloom.  Pada perairan pesisir yang terpengaruhi oleh limbah domestik perkotaan atau budidaya perikanan seperti  Teluk Jakarta, Teluk Banten dan Teluk Lampung, ketersediaan makanan (nutrien) adalah memadai untuk terjadinya bloom.  Hal ini kemudian didukung oleh ketersediaan cahaya matahari yang selalu melimpah yang kemudian dipicu oleh ada tidaknya turbulensi kolom air.   Jika air dalam kondisi tenang, lebih dari 6 jam saja, maka potensi terjadinya bloom menjadi besar.