Ketua Asosiasi
Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan kenaikan upah
buruh tidak akan menyelesaikan masalah-masalah yang terkait dengan
kesejahteraan buruh. Sofjan juga menyayangkan rencana mogok kerja buruh pada 31 Oktober dan 1 November 2013. Menurut dia, hal itu bisa mengganggu iklim investasi.
"Mogok kerja memang hak serikat pekerja, namun yang tidak benar adalah mereka melakukan pemaksaan agar buruh yang lain juga turut serta dalam mogok kerja tersebut," katanya.
"Aparat pemerintah harus melakukan tindakan tegas untuk pabrik-pabrik yang terkena sweeping dan jika terus seperti ini, saya tidak tahu lagi berapa banyak lagi pabrik yang harus gulung tikar," tambah dia.
"Mogok kerja memang hak serikat pekerja, namun yang tidak benar adalah mereka melakukan pemaksaan agar buruh yang lain juga turut serta dalam mogok kerja tersebut," katanya.
"Aparat pemerintah harus melakukan tindakan tegas untuk pabrik-pabrik yang terkena sweeping dan jika terus seperti ini, saya tidak tahu lagi berapa banyak lagi pabrik yang harus gulung tikar," tambah dia.
(Antaranews, 30 Oktober 2013)
Masih ada kebebasan yang bertanggungjawab untuk menyuarakan pendapat dinegeri ini, bukan? Aku tidak memilih bungkam. Bisa saja ini menjadi tonggak sejarah lahirnya kebijakan baru yang entah bijak maupun cacat. Seperti biasa, negeri ini kalang kabut ketika muncul seorang (atau kelompok) yang menjadi pelopor atau katakanlah provokator. Beragam kepentingan pun dikorbankan. Pada akhirnya, negeri ini semakin tampak lucu saja.