Liburan Selalu Berkesan Jika Bersama Ibu

"Mother, how are you today?
Here is a note from your daughter.
With me everything is okay.
Mother, how are you today?"

Deretan kata diatas adalah lagu yang mengekspresikan isi hati. Lagu itu pertama kukenal sewaktu aku masih sangat unyu sebagai siswi Sekolah Dasar. Lagu itu kerap diputar oleh Ibu atau Bapak melalui kaset pita yang terkadang suaranya berderit-derit dipaksa oleh tape mini compo.

Terlebih disaat-saat seperti ini, aku begitu rindu sosok lembut Ibu, menyiapkan segelas susu dan telur dadar dipagi hari. Tiga bulan sudah aku tidak pulang. Memang sejak aku fokus pada penelitian tesis yang amburadul sejak awal semester ini aku sulit menemukan jadwal pasti kapan aku bisa pulang. Setidaknya, hanya doa yang bisa kupanjatkan agar rinduku sampai kesana dan mereka (Bapak-Ibu) selalu sehat dan bahagia.

Berbaur Tanpa Melebur di Lampung Timur

Aku sangat menggilai buku. Aku mampu bertahan didalam rumah dengan persediaan logistik semacam beruang sedang berhibernasi jika aku ditemani buku-buku bermutu. Selain itu, aku juga hobi jalan-jalan, bahasa kerennya travelling. Siapa sih yang tidak suka membaca, jalan-jalan, dan mendengarkan musik? Kasihan sekali, sepertinya ia melewatkan tiga kenikmatan dunia. 

By the way hobiku mainstream sekali, ya? Hobi yang juga dipunyai banyak orang. Eits, siapa bilang? Aku mempunyai spesifikasi sendiri mengenai kegemaranku ini. Buku misalnya, aku lebih suka membaca buku yang tidak terlalu banyak dibaca oleh orang lain. Apa bedanya isi otakku dengan kebanyakan orang jika begitu? Ingat strategi marketing : Be first, be best, or be different. Saya lebih condong kepada anti-mainstream untuk menjadi berbeda dengan orang kebanyakan. Dalam hal musik, aku suka musik indie  dan jazz, mereka lebih tampak berbeda dan berkualitas. Dalam urusan travelling, nih, aku lebih suka pergi ketempat-tempat yang tidak banyak dieksplorasi oleh terlalu banyak orang. Aku penganut paham "wisata minat khusus". Tentu pengalaman travelling ditempat yang sulit dijangkau, suguhan objek yang menawan, dan tidak banyak dikenal orang, akan memberikan kesan yang sangat mendalam. Syukur-syukur kemudian bisa mempromosikan lokasi yang belum tereksplorasi itu. Salah satu daerah yang berkesan bagiku ada dalam label ini.

Bertualang Bersama Blogger Murtad

Mengikuti kegiatan Kopdar Blogger Nusantara tanpa ada seorang pun kawan apa enaknya, sih? Tapi itulah yang biasanya membuat pengalaman baru saya semakin berkesan. Tentu ini bukan kali pertama saya kopi darat dengan berbagai komunitas sementara belum ada seorang pun dari komunitas itu yang saya kenal.

Gagal merayakan sesuatu karena seseorang tidak bisa datang bertandang ke Jogja itu really something (baca: sesuatu sekali). Untuk mengalihkan sedikit perhatian pada penelitian yang tidak kunjung menampakkan titik terang, mendingan kopdaran. Meskipun ijin kepada panitia untuk tidak ikut ke Tembi karena alasan persiapan seminar kemajuan tesis itu sepertinya tidak logis. Akhirnya aku tetap datang ke Joglo Abang karena jadwalnya berubah. Acara tidak jadi digelar di Keraton, tapi di Joglo Abang yang entah dimana itu.

SI MISKIN TAK BOLEH JADI DOKTER, TAPI BERHAK HIDUP SEHAT

Saya semakin paham mengapa banyak anak-anak yang memiliki jawaban hampir serupa ketika ditanya tentang cita-cita. Susan, boneka yang lucu saja ingin menjadi dokter jika besar nanti. Begitu pula sebagian anak-anak yang telah terdoktrin bahwa menjadi dokter itu profesi yang mulia  dan terjamin segalanya. Bertarung dengan nyawa orang-orang yang menaruh harapan tidak pernah menjadi impian saya. Saya lebih memilih bercita-cita menjadi penerjemah atau duta besar kala itu. Saya tidak ingin orang-orang mendewakan saya jika saya berhasil menyelamatkan nyawa mereka. Dielu-elukan atau dicemooh ketika saya gagal menjadi labuhan harapan kesehatan orang lain.
Namun orang tua mungkin mempunyai pemikiran berbeda. Mereka akan bangga jika anaknya mampu menjadi ‘pahlawan’ dan sandaran orang-orang. Mereka juga akan senang melihaat anaknya dengan gagah memakai jas putih dengan stetoskop terkalung dilehernya. Begitu pula orang tua saya.


Their Smiles, My Sunshine



 Throughout my life you’re always near. Both tender smiles to guide my way. 
You’re the sunshine to light my day. -Vacation Edition-
Foto ini dipersembahkan untuk #NaGaBONarCintaIbu

Ibu: Malaikat Pelindungku


Kami sahabat karib sepanjang masa. Memetik bunga dan memanjat pohon. Berenang di laut dan membangun istana pasir. Ibu adalah malaikat dengan sepasang bahu kokoh untuk berbagi rahasia. Sebongkah hati yang lembut, peduli dan selalu menyayangi.
Foto ini dipersembahkan untuk #NaGaBONarCintaIbu

Mbah Putri Yang Cemburu Seperti Ibu



Tahun berganti tahun ia melihatku tumbuh. Terlalu banyak kenangan yang tak bisa lekang. Ia selalu ada untuk mencintai dan menjagaku. Seperti seorang ibu, Mbah Putri selalu cemburu pada waktuku tersita aktivitas masa muda.

Foto ini dipersembahkan untuk #NaGaBONarCintaIbu

Ibu Ning, Inspirasiku



Orang HEBAT tidak díhasilkan melalui kemudahan, kesenangan, dan kemapanan.
 
Sosok yang tak sekedar indah dipandang namun juga mengagumkan díbentuk melalui KESUKARAN, TANTANGAN, dan AIRMATA. Ibu Ning Riswani, telah tertempa hingga kuat melebihi baja dan senantiasa menebar manfaat layaknya mentari.  


Foto ini dipersembahkan untuk #NaGaBONarCintaIbu

Inspiring Blogger Hunt 2013

Kopdar blogger pertama kalinya, pengennya ketemu siapa, yaaa...? Tentu saja banyak yang ingin kutemui. Aku belum kenal dengan kawan-kawan komunitas blogger. Maka dari itu aku ingin sekali bertemu dan berkenalan dengan mereka. Menjalin silaturahmi, kan, memanjangkan usia dan rejeki. Mumpung masih ada di Jogja, kenapa nggak ikutan aja?! Toh peserta lainnya rela datang jauh-jauh dengan biaya yang tidak sedikit. 

Awalnya aku tidak tahu ingin bertemu dengan siapa. Tapi lambat laun mulai jelas siapa orang-orang yang bakal datang keacara itu. Aku ingin berburu orang-orang inspiratif di acara kopdar itu. Aku mulai mengerucutkan tujuan, aku ingin bertemu dengan Om NH Sang Extraordinary Trainer. Satu lagi, aku ingin bertemu Teh Evi Sri Rejeki. Belum lama aku tahu tentang dia. Gara-gara "Cine Us" dan rasa penasaranku yang amat sangat dengan para penulis, aku nekat ingin ketemu dia.  

Setia Seperti Pelangi

Menanti seperti pelangi, setia menunggu hujan reda
 Aku selalu suka 
Sehabis hujan di Bulan Desember,
Sampai nanti 

Ketika hujan tak lagi 
Meneteskan duka meretas luka
Sampai hujan memulihkan luka
(Efek Rumah Kaca)


Aku suka sekali memandangi tiap tetes air yang jatuh kebumi dikala hujan. Membaui aroma tanah yang pasrah basah. Merengkuh angin dingin yang mendesir dibalik tengkuk. 

Menyusur Jejak Kita


Insyaallah, We'll be together eternally
 Kamu tahu, aku berjalan menyusuri lorong malam untuk menemukanmu. Memastikan bahwa kamu benar-benar ada dan memang diperuntukkan bagiku. Hingga kamu nyata-nyata datang 31.104.000 detik yang lalu. Jarak dimana kamu berada 420 km, 7 jam dan 53 menit dari tempatku berpijak. Niatmu begitu kuat tertancap dalam benak. Kamu benar-benar berkelana mencariku. Tekadmu begitu matang. Kamu ingat, itu nilai lebihmu. Meski pada akhirnya kita kembali terpisahkan jarak, but it means nothing for us. Kita saling belajar, kita saling menjaga.