Dunia yang Hilang di Atas Bringharjo

Siapa yang nggak kenal Pasar Bringharjo? Kayaknya seluruh dunia juga udah tau kalo Pasar inilah yang jadi jantung perekonomian Jogja tempo dulu. Dan memang benar, berada di pasar ini seperti berada di dalam lingkungan yang 'benar-benar Jogja'. Satu yang agak menyedihkan adalah di saat saya melihat banyak nenek-nenek berjualan. Saya langsung terngiang Mbah Putri Bandar. Nenek dari pihak Bapak yang emang asli Jogja. Entah kenapa. Mungkin auranya sama.

Tapi postingan saya kali ini nggak akan bercerita tentang Mbah Putri, atau Mbah-Mbah pemikul bakul lainnya. Saya pengen cerita tentang pengalaman pertama saya masuk ke Pasar Bringharjo lebih jauh.

Ya, saya emang sering masuk pasar. Tapi itu juga kalo terpaksa. Kalo terpaksa ada yang ngajak, dan harus saya antar. Kalo saya sendiri agak berat belanja ke Pasar Bringharjo. Karena yang saya tau hanya sumpek, sesak, dan tipu-tipu.

My Little Zero Waste Party



“Will you marry me, Sacha?” Itu adalah kalimat yang kunanti akan terucap dari bibir Ben, si-pacar-delapan-tahunku. Tapi nyatanya, sampai sekarang belum pernah sekalipun aku mendengarnya. Yes!Aku kalah sama Baby. Dia baru kenal Will sebentar via online dating, eh sekarang udah mau married. Sedangkan aku, kenal baik-baik di dunia nyata, tapi kisah cintanya gini-gini aja. Aku merenung sambil melipat-lipat sticky note layaknya origami. Aku tahu, di dalamnya tertulis alamat website online dating pemberian Baby. Namun buatku, mendaftar online dating itu sama seperti menceburkan diri ke kolam hiu. Kita kan, tidak tahu seperti apa pria-pria yang ada di sana. “Buat jaga-jaga aja, kalau kamu menyerah menantinya,” goda Baby.


Itu sinopsis yang membuatku pertama kali jadi jatuh hati sama Bride Wannabe-nya Christina Juzwar. Udah sering liat bukunya, sih, tapi baca sinopsisnya belum pernah. Dan begitu dibaca, duh, kok kayaknya langsung jatuh hati sama buku itu dan pengen langsung memboyong buku itu.

Well, siapa, sih, yang nggak mau jadi pengantin? Aku juga bride wannabe, loh. Banyak orang bertanya-tanya, kenapa sampai usia quarter life gini aku belum juga nikah. Banyak alasannya. Tapi itu kan pilihan hidupku, nggak seharusnya mereka ribut, ikut campur, sampai nyinyir. Mereka nggak tau kali kalo banyak yang harus dipikirin sebelum dan sesudah menikah. Bukan sekedar perubahan status. Banyak teman-temanku yang setelah menikah malah nitipin anaknya ke ortu. Ada juga yang masih tinggal sama ortu plus minta makan di sana. Ini hanya sekali seumur hidup. Pikirkan matang-matang sebelum melangkah. Aku nggak mau gitu, dong. This is my opinion, loh. Pembaca boleh aja nggak setuju.

Surat Terbuka untuk Emmanuel LEGRAND


Dear Emmanuel Legrand,   
Terimakasih atas surat-suratmu dan kenangan yang masih sangat rapi kamu simpan dalam ingatan. Seperti kamu, tidak mudah bagiku untuk menepis semua rekam jejak kita. Terbayang patung Liberty sampai menara Eiffel. Juga sungai Seine yang tak terlalu ramai dan menghadirkan secercah ketenangan dari kesibukan yang tak ada habisnya. Oh... ya, Selamat untuk pekerjaan barumu. Akan sangat menyenangkan bertemu dengan orang-orang dalam suasana baru. Good luck.

Be Yourself

Tulisan ini terinspirasi dari hasil ngepoin akun instagram @riaricis, adiknya Oki Setiana Dewi (OSD) yang fenomenal itu. Saya langsung jatuh cinta dengan gaya 'liar' gadis bernama Ria ini. Seperti namanya, nampaknya dia selalu ceria dan menebarkan kebahagiaan di sekelilingnya. Itu sih menurut pandangan saya yang awam, ya.

Ria, meski sudah menutup kepala dan mulai menjulurkannya sampai ke dada, tetap saja sering dibanding-bandingkan dengan kakaknya. OSD yang berpenampilan ayu, tampak lemah lembut, dan berpakaian sangat longgar jelas beda dengan adiknya yang tomboy, kocak, dan kadang-kadang masih pakai celana jins ketat. 

Rinduku padamu, Malaikat Berambut Perak



:Dear Mbah Putri
Ini adalah malam ke-dua ratus dua puluh satu  tanpamu lagi. Harusnya aku sudah bisa move on dan hanya mendoakanmu di sana bahagia bersama Mbah Kakung, Nenek, Mbah Bandar, dan yang lainnya. Aku justru semakin kehilangan dan sangat butuh kehadiran Mbah Putri dalam keseharianku. Terlebih karena berbagai urusan yang membuatku lelah fisik dan pikiran.

Ingatkah dulu, Mbah Putri akan dengan senang hati mendengarkan curhatku, meski mungkin Mbah Putri tidak paham dengan duniaku dan apa-apa yang kuceritakan. Tapi menatapku serius mendengarkan kisahku dengan sesekali meluncurkan nasehat maut andalan sudah cukup melegakanku. Apalagi jika ditambah pijatan lembut di kakiku. Ah, aku rindu sambutan hangat dibalik pintu menjelang dini hari. Sambil terkantuk-kantuk, Mbah Putri masih sempat menawariku makan. Padahal Mbah Putri tahu, yang kuinginkan hanya bantal dan selimut tebal.

Kado Cinta dari Manado



Kado terindah? Wah, kayaknya banyak banget, yaa... Biar gimana juga kita kan harus selalu menghargai pemberian orang lain. Apalagi pemberian Tuhan. Kado terindah buat aku yang pernah aku terima itu salah satunya dari orang yang bahkan belum pernah ketemu langsung. Bahkan chatting privat pun enggak pernah. 

“Barangsiapa yang diberikan oleh Allah harta tanpa mengemisnya dari orang lain maka hendaklah dia menerimanya sebab hal itu adalah rizki yang diberikan oleh Allah kepadanya”. (HR. Bukahri dan Muslim)

Ceritanya, aku udah setaun lebih ikut komunitas One day One Juz alias ODOJ. Nah, kami komunikasi hanya lewat aplikasi whatsapp. Kami punya tanggungjawab untuk membaca satu juz Alquran setiap hari dan harus melaporkannya di grup untuk laporan. Kheuseus. Kami juga punya grup chit-chat di mana kami biasa mengobrol ini-itu dan saling mengenal dan sharing

Kado untuk Om Beruang



Gara-gara Maisaroh-Zainuddin The Movie, aku jadi pengen cerita tentang kado untuk samwan spesyel-ku. Seseorang yang baru saja sah menjadi om-om di akhir tahun kemarin. Awalnya, aku pengen ngasih surprise dengan kedatanganku secara tiba-tiba di depan pintu tokonya. Dia emang jadi penunggu sebuah toko buku mungil di selatan Kota Cimahi. Ceritanya, kami udah lama banget nggak ketemu. Terakhir kali dia ke Jogja adalah awal November lalu. Jadi ceritanya udah kangen to the max-lah. Secara, kami harus menikmati LDR a.k.a Long Distance Relationsick.

Dia sebenernya ngimpi banget dibeliin tees Gugun Blue Shelter. Iya, band ala-ala si Jono itu. Tapi aku enggan, karena jarang banget ngeliat dia pakai baju rapi. Padahal sesekali doi juga harus tampil kece, kan, di depan klien atau pas acara tertentu. First impression itu kan penting banget.

2015, Saatnya Reddy Pensiun

Waahh... firstly, ini GA keren sekali. Simpel dan cocok buat curhat. Gimana, enggak, saya udah berabad-abad nggak pernah dapet kado, eh mau dikasih kado sama Mami Ubi. Gitu, kan, ya?!

Sejujurnya kado terbesar di awal tahun ini adalah saya lulus dengan gelar MSc dengan lancar dan cumlaude. Mohon bantu doa dan semangat, ya.

Kado selain kasih doa yang sangat saya harapkan lumayan banyak. Tapi nggak perlu juga kali, ya, saya membuat list kebutuhan dan keinginan. Tapi kado ‘nyata’ yang saya harapkan juga tak jauh-jauh dari keseharian. Sehari-hari saya sangat bergantung kepada gadget. Entah ponsel maupun laptop.