Kapan Desa Saya Melek Internet?



Saya dibesarkan di sebuah desa yang berjarak sekitar 20 km dari ibukota kabupaten. Sebenarnya desa kami tidak terlalu terpencil. Bukan pula perbatasan negara. Desa kami berada di bagian selatan Provinsi Lampung yang bisa ditempuh perjalanan darat dan laut delapan jam saja dari Ibu Kota Jakarta.

Saya dan ketiga adik saya sering mengutuki nasib, jadi semacam menolak takdir. Kami sebenarnya nggak betah tinggal di sana. Alasannya adalah jauh dari mana-mana. Saya pernah menulis curhatan tentang desa yang Tertindas, Berharap, dan Masih Menunggu. Kami sempat mau pindah, tapi dinas orangtua kami sebagai guru yang nggak memungkinkan untuk kami pindah. So, kami harus terus bersabar. Toh tiap liburan kami pergi ke kota. Dan ketika liburan inilah kami bisa 'melihat dunia'.

Di kampung, kami hanya melihat orang-orang pergi ke sawah, ke pasar. Nggak ada angkot, nggak ada becak, nggak ada mall apalagi bioskop. Tapi yang paling membuat kami stress adalah nggak ada sinyal.

HBKingdom The Series #15: Lampung Lagi

HB lagi banyak bete-nya akhir-akhir ini. Ya namanya juga dia kan orang dewasa, jadi banyak yang dia musti pikirin. Sampe-sampe sensitifitasnya meningkat lebih-lebih daripada saya yang emang lagi dapet. Belum lagi kebutuhannya akan kopi yang belum terpenuhi. Dan ketika dia udah mau cerita, saya jadi seneng banget karena dia udah bisa buka suara, nggak aksi GTM lagi. Hahaaa... yakali anak kecil nggak mau makan pake aksi Gerakan Tutup Mulut.

HB: Nonk, selamat yaaa...
RG: Apaan?
HB: Tadi di koran (Kompas) ada tentang Lampung, Nong. Sehalaman penuh!
RG: Terus kenapa, A?
HB: Ya jadi tadi tuh ulasannya tentang wisata di Lampung, Menara Siger, yang baik-baiknya, deh. Tumben banget, kan? Akhirnya Lampung masuk koran, sehalaman penuh, terus yang baik-baiknya lagi.
RG: Maksud looooo?
HB: Ya kan biasanya mah berita tentang Lampung itu begal, kasus apalah... apalah.. nah sekarang diangkat yang baik-baiknya. Kamu harus bangga!
RG: Plis, deh. Terus isinya apaan aja?
HB: Ya. aku sih gabaca semuanya. Jadi nggak tau deh.
RG: -______-

Seriesnya bisa di baca di sini: HB Kingdom The Series.

Kenapa Yahudi VS Islam Melulu?!

INFO PENTING!!!

Interview Channel Israel bersama seorang doktor berkebangsaan Israel, Dr. Malhom Akhnauf, penggagas program Star Academy.

Pertanyaan: Bagaimana perasaan Anda saat ini, ketika obsesi terbesar Anda, yaitu ‘STAR ACADEMY’ benar-benar telah menjadi kenyataan di pusat negeri-negeri Islam?”

Jawab: Perasaan saya tidak bisa saya lukiskan, yang jelas kami telah menghabiskan sebagian besar umur kami – demi melangsungkan program tsb - hingga pada akhirnya, kami berhasil mewujudkan tujuan ini!

Pertanyaan: Apa yang Anda maksud bahwa itu telah menghabiskan sebagian besar umur kami?

Jawab: Iya benar. Kami memang telah menggarap program ini selama bertahun-tahun, hingga kemudian kami berhasil mengokohkan acara ini di negara-negara Barat, lalu meluas ke negeri-negeri Arab. Dan kami meyakini bahwa sesungguhnya program ini akan terus mengalami perkembangan dan kemajuan hingga sampai pada puncak keberhasilannya, seiring dengan perjalanan Negara Israel.

Hidup Sehat ala Anak Kos

Kehidupan di perantauan sangat jauh berbeda dengan kondisi di rumah yang serba ada dan mudah. Saya tinggal di sebuah kamar dengan balkon kecil yang  saya manfaatkan untuk bertanam sayuran dan bunga. Sirkulasi udara yang baik adalah syarat utama meski tanpa dapur dan kamar mandi pribadi. Hingga saya sampai pada fase sadar bahwa saya mendambakan kehidupan yang seimbang dan bisa jadi #HealthAgent.

Selektif Memilih Warung Makan

Salah satu warung makan di seputaran kampus
Di seputaran tempat tinggal saya, bertebaran warung-warung makan yang memang murah. Mereka tidak mencuci bersih sayurannya, menggunakan minyak berulang-ulang, dan sendok-sendok yang menghitam di lekukan-lekukannya. Mereka terkesan memaksakan diri karena adanya permintaan. Mayoritas pelanggan dari kalangan mahasiswa butuh makanan yang mudah dan murah, tidak bicara kualitas. Dalam hal rasa, beberapa warung bahkan tidak bisa diandalkan. Jika saja konsumen berpikir untuk lebih aware dengan kualitas, tentu produsen juga tertantang melakukan perbaikan.

HB Kingdom The Series #14: Female

Hari ini lagi lumayan pengen produktif banget. Ditambah sulutan semangat dari dua orang yang kuwawancarai yang membuatku berapi-api. Sejak pagi sampai siang bertengger di Dunkin Donuts. Berisik banget. Jadinya nelpon HB cuma sedikit-sedikit. Hingga suatu ketika aku sedang di kamar mandi, HB minta ditelpon sampe pake-pake emot nangis segala. Pas nelpon deg-degan dong, yaaaa...

RG: Aa kenapa kok nangis-nangis histeris gitu?
HB: Kamu abis darimana sih, Nonk?
RG: Dunkin Donuts!
HB: Enggak, darimana kok daritadi wasapku cuma dibaca doang abis itu ditinggalin?
RG: (ih.. nyecer banget sih ni orang, asli) Oh, dari kamar mandi, A. Kamu kenapa?
HB: Jadi aku tuh tadi buka google translate, Nonk. Nyari arti kata 'female'. Ternyata emang bener kan artinya perempuan, kan?
RG: Iya, kayak gitu kamu sampe liat goole translate, A? (hih, apa banget sih)
HB: Iya, abisnya penasaran. Kok gender aku jadi female tuh gimana ceritanya?
RG: Kok bisa? Di mana gitu?
HB: Coba liat deh di emailku? Tadi kamu daftarin aku tapi genderku femaleeeee, Nonk!!!! (kayak pake toa)
RG: Bhuahahahahahha... Ya, maap sih. Nggak sengaja. Nggak penting juga, ah.
HB: Ya penting, doooonggg.... bla...blaaaa....
RG: Iyaaa... maap... kamu kok merepet banget sih?
HB: Biarin dong aku cerewet, aku kan female!!!

Series lainnya bisa dibaca di sini: HB Kingdom The Series.

Belanja Simpel Anti Kalap

Good morning, everybody! Hari gini masih mager aja. Mau ke bank ngurus pin ATM yang diblokir males banget. Mau ngampus dan mengerjakan ini-itu juga badan begitu enggan. Udah aja berselancar dari lini masa satu ke yang lainnya. Sebenernya ini penyakit, sih. Kalo udah keranjingan liat barang-barang di instagram tuh sukanya pengen langsung order aja. Nggak peduli bener-bener butuh atau enggak. YANG PENTING AKU BISA MENDAPATKANNYA!!! Masalah nanti bakal mangkrak menuh-menuhin kamar, itu urusan nanti, deh. Daripada mereka terus menghantuiku dengan barang-barang unyu. Duh.

Daripada bingung, ngetok satu toko ke toko lainnya di instagram, apalagi harus datengin toko satu persatu di website-nya, saya lebih memilih dateng ke Shopious aja. Apalagi untuk nyari barang di instagram yang biasanya musti pake hastag (#). Udah gitu kadang mereka nggak nyebutin harga, keterangannya juga suka nggak lengkap. Males banget, deh.

Buat yang kurang update, saya jelasin lagi deh. Shopious adalah suatu direktori atau media iklan toko online. Jadi di sini bukan cuma ada satu toko, tapi beberapa toko yang emang udah tersaring. Daripada keluyuran nggak jelas, mending langsung ke satu web dan itu udah terjamin banget kemanannya.

I Write My Life

Okay, karena saya enggak mahir menggambar, so saya nggak akan mungkin nekat ngambil tantangan I draw my life. Dan bagi siapapun yang baca ini HARUS menuliskan kisah hidup kalian sendiri. SEDETIL-DETILNYA!!! Yaaa... siapa tau aja kisah hidupmu menginspirasi orang lain daaaannn... jadi nambah fans, deh. Nggak sih, pastinya bisa saling kenal aja. Kalo saya mah apa atuh, hidup saya cenderung datar dan enggak berwarna. Tapi tak mengapa, yang penting berani nulis dan mengakuinya.

 Baca juga: Aku Istimewa.

Well, saya lahir pada 20 Agustus 1988 di sebuah rumah sakit pemerintah di Kota Bandar Lampung. Katanya nama ruangannya: angkasa. Tapi entah gimana ceritanya saya enggak dinamai Angkasa. Nama Rinda Gusvita yang terdengar modern (sediain ember) berarti pemberian Bapak saya. Kalo ada yang berbau Sanskerta, berarti pemberian Mbah Kakung. Hihi... kerinduan akan kehidupan baru di Bulan Agustus, begitu kira-kira yang ada di benaknya. Bapak saya, Petrus Suratno adalah seorang guru. Begitu juga Ibu saya yang hatinya seluas samudera, Ibu Sri Lestari. Kemudian saya dibesarkan di sebuah desa terpencil (duh malangnyaaaaa) yang sangat jauh dari aura kota. Desa Bumirestu, namanya. Saya dan keluarga lebih senang menghabiskan liburan di rumah Mbah Kakung yang suasananya lebih-kota.