Thesislicious



Mendapatkan kesempatan kuliah dengan bantuan beasiswa, ditambah lagi iming-iming pekerjaan setelah lulus mungkin jadi idaman banyak orang. Apalagi dibiayai oleh rakyat. Meski skema beasiswaku tak sepenuhnya menggunakan uang dari rakyat, namun kelak rakyat pula yang akan menanggung hutang luar negeri yang terpakai oleh kami. 
Saya memang tidak kuliah di kampus impian. Tidak pula mendapatkan skema beasiswa yang saya idam-idamkan. Tapi kuliah gratis dan kesempatan pulang kampung setiap bulan tentu saja tak patut saya lewatkan. 

Draft-draft yang Berjamur



“... aku tuh cuma sayang sama kamu. Sayang dengan waktu kamu. Potensi kamu!!!”

Tahukah, dear... kata-kata itu terus terngiang di kepalaku. Berputar-putar seperti setan menari hula-hula mengitariku. Malam ini seperti lecutan cambuk yang kamu rajamkan berkali-kali ke tubuhku. Biar aku sadar. Biar aku bangun. Biar aku tidak bermalas-malasan lagi, katamu. 

Kamu tahu, dear. Aku selalu kagum dengan caramu mengontrol stress. Tetap tenang walau dalam kondisi segenting apapun yang pernah kita lalui. Aku mensyukuri kelebihanmu itu. Aku pun terus berupaya agar bisa setenang kamu. Mungkin riwayat hidup kita terlalu berbeda, sehingga kamu yang berkali-kali melewati ujian paling badai dalam hidupmu telah terlatih untukku.

GBHM Alias Adean Ku Kuda Beureum

 "Nda, punya kerudung warna kayak gini, nggak, sih?" tanya sepupu saya sembari menunjukkan baju pesta yang baru dibelinya.

"Tau, cari sendiri aja di lemari!" jawab saya sambil bermalas-malasan di depan tivi. saya juga sebal karena dia nggak juga selesai berdandan.

Mendengar jawaban yang seperti pembiaran itu, sepupu saya pasti akan langsung merasa mendapatkan lampu hijau. Dia bebas memilih jilbab mana yang menurutnya cocok. Kemudian dia akan datang lagi kepada saya setelah dressing up dan siap pergi ke pesta.

"Nda... gimana? Cocok, nggak?" saya masih cuek dan asyik dengan Masha and the Bear.